Tim dosen bersama mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Tanjung Merpati, Kecamatan Kembayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat pada tanggal 20 Januari 2024. Kegiatan ini diketuai oleh Ibu Maria Ulfah, S.Pd., M.Pd selaku dosen Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN dan dihadiri oleh para dosen Pendidikan Kimia FKIP UNTAN, ibu-ibu PKK Desa Tanjung Merpati, dan mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP UNTAN.
Ecoprint merupakan kegiatan menghias permukaan suatu kain dengan berbagai macam bentuk dan warna (pewarnaan) yang dihasilkan dari bahan alam, misalkan tumbuhan untuk membuat motif dengan berbagai variasi. Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu PKK Desa Tanjung Merpati mengingat kurangnya minat wisatawan untuk membeli produk lokal di Sanggau, padahal daerah tersebut berpotensi menjadi daerah wisata apabila masyarakatnya mampu mengelola produk lokalnya.
Kegiatan PKM yang dilakukan di Desa Tanjung Merpati diawali dengan pemaparan materi oleh dosen Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan mengenai ecoprint, manfaat dan teknik yang dapat digunakan, serta bagaimana ecoprint menjadi peluang usaha bagi masyarakat setempat. Masyarakat diharapkan mampu untuk menjadikan ecoprint sebagai peluang usaha di daerahnya yang strategis. Agar memiliki daya jual tentunya harus memiliki keterampilan agar dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai. Keterampilan yang didapatkan dari penyuluhan ini bisa berjalan berkelanjutan menjadi usaha kelompok ibu-ibu yang produktif.
Proses yang kedua setelah pemaparan materi adalah praktek langsung untuk membuat ecoprint pada tote bag yang berbahan kanvas. Teknik yang dipilih untuk dipraktekkan langsung adalah hapa zome/pounding. Proses pembuatan hapa zome ini dimulai dari pengumpulan daun yang akan menjadi motif pada kain. Daun-daun yang telah direndam dalam larutan pemordan, ditata sedemikian rupa, sesuai dengan motif yang direncanakan, kemudian ditutup dengan kain lain/plastik dan dipukul-pukul dengan palu atau batu. Teknik pounding dipilih karena lebih mudah dan hemat.
Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan yang berlangsung. Semua peserta difasilitasi dengan alat dan media sehingga dapat mempraktekkan secara langsung secara individu. Setiap peserta juga diperbolehkan untuk memvariasikan bahan yang digunakan sehingga produk yang dihasilkan juga sangat bervariasi.